Wednesday 16 February 2005

Tata Kelola

TATA KELOLA PERUSAHAAN

Konsep Tata Kelola perusahaan (Corporate Governance)
Tata Kelola perusahaan menjadi primadona pembicaraan dunia management terutama setelah kejatuhan Enron di Amerika Serikat tahun 2001.(1) Contoh tersebut membuka mata semua orang bahwa penyalah gunaan wewenang bisa terjadi diperusahaan manapun baik perusahaan publik , perusahaan keluarga atau bukan. Bahkan ada pula pendapat negatif yang merugikan bagi bisnis keluarga: jika dalam perusahaan bukan milik keluarga dapat terjadi penyalahgunaan, apalagi pada perusahaan keluarga.
Sebelum melihat apa yang dilakukan para pebisnis, perlu kiranya pemahaman yang disebut corporate governance

Definisi corporate governance /tata kelola perusahaan:
Forum for Corporate Governance in Indonesia (1999)(2)
Seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern atau ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan

The Indonesian institute for Corporate Governance (2000) (3) :
Proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang,dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.

Solomon dan Solomon (2004) (4) :
The system of check and balances, both internal and external to companies, which ensures that companies discharges their accountability to all their stakeholders and act in a socially responsible way in all areas of their business activity.
Suatu sistim kontrol perusahaan baik internal maupun external yang memastikan bahwa perusahaan tersebut memenuhi mandat yang diberikan para pemilik kepentingan dan bertindak dengan tanggung jawab social dalam berbagai aspek aktivitas bisnisnya

Lansberg (1999) (5) :
The ways in which a company organizes itselfs to do business within a legal framework of the society in which it operates and its own bylaws
Suatu cara yang diambil oleh suatu perusahaan dalam menjalankan bisnis yang sesuai dengan kerangka legalitas hukum pada masyarakat tempat bisnis itu berada dan kerangka peraturan perusahaan itu sendiri

Adrian Cadbury of Cadbury Schweppes (6) : How to harness the power of corporations to the benefit of those they serve, without impeding their entrepreneurial drive

Alfred Neubauer dan Adrian Lank (1998)(7) :
Systems and structures to direct, control and account for the corporation as well as securing its economic viability and legitimacy.
Suatu sistim dan strukur untuk mengarahkan, mengontrol yang bertanggung jawab atas perusahaan dan menjaga kemampuan serta keabsahan keadaan ekonominya.
Definisi tersebut berbicara mengenai perusahaan, tetapi pada perusahaan keluarga, Neubauer dan Lank mengakui perlunya pemahaman peran pemilik pada corporate governance tersebut seperti halnya pada elemen yang membedakan perusahaan keluarga satu dengan lainnya.
Undang-Undang RI Nomor 1 /1995 tentang Perseroan Terbatas merupakan acuan untuk tata kelola perusahaan di Indonesia yang umumnya berstruktur sebagai berikut :
Rapat Umum Pemegang saham
l
Dewan Komisaris
l
Dewan Direksi

Pada perusahaan keluarga, mereka yang duduk di jajaran pemegang saham, komisaris atau dewan direksi sebagian (atau seluruhnya) memiliki hubungan keluarga. Inilah yang sering menjadi hambatan atau malah hanya ‘stempel’ kepentingan pihak yang dominan (dominan disini dapat berarti mereka yang memilki saham mayoritas atau mereka yang selalu dominan dan mau menang sendiri dalam perusahaan sedangkan anggota keluarga lain ‘mengalah’ agar tidak terjadi keributan atau ketidak harmonisan). Padahal ,jika prinsip masing-masing posisi dalam perusahaan dipatuhi oleh anggotanya yang mampu dan dapat dipercaya, tata kelola itu sendiri sudah berjalan.


Tujuan tata kelola(8)
Menciptakan pertambahan nilai bagi pihak pemegang kepentingan.

Dalam praktek tata kelola yang baik, harus dipenuhi prinsip –prinsip (9):
a Pertanggungjawaban (responsibility)
b Akuntabilitas
c Kewajaran (fairness)
d Tansparansi


Neubauer dan Lank berpendapat bahwa suatu keluarga yang ingin terus berperan dalam manajemen atau sebagai pemilik haruslah kuat, kohesif dan terjun penuh . Ward dan Aronoff juga melihat nilai, kesamaan tujuan yang dimiliki oleh suatu keluarga merupakan sumber kekuatan potensial bagi bisnis itu sendiri.
Sementara Lansberg (1999) (10)berpendapat kepentingan dan emosi dapat kelola dan hal ini sangatlah penting dilakukan agar menjamin kesinambungan perusahaan. Jalan terbaik untuk mencapai hal tersebut adalah membentuk forum dimana berbagai isu menyangkut bisnis,pemegang saham dan keluarga dapat didiskusikan secara terbuka dan dikelola secara konstruktif.

Stinnett dan De Frain 1985( penelitian pada 3000 keluarga) menyimpulkan beberapa kesamaan pada keluarga yang ‘kuat’
a.Komitmen satu dengan lainnya
b.Saling menghormati
c.Komunikasi terbuka
d.Melewatkan waktu bersama
e.Kesejahteraan spiritual
f.Kemampuan menghadapi berbagai tantangan

R Skynner menyimpulkan dari pengalamannya, keluarga ‘sehat’ memiliki karakteristik: (Neubauer 72)
a.Sikap positif pada orang lain
(terhadap keluarga dan bukan keluarga) dan biasanya bergabung dalam aktivitas sosial
b.Sangat dekat, setia satu sama lain tetapi tetap menghormati perbedaan diantara mereka
c.Komunikasi efisien.
Walaupun dalam diskusi dapat terjadi perbedaan , etika dasar yang tetap dipegang adalah saling menyayangi dan peduli
d.Kontrol
Tetap ada pengawasan pada anak, tetapi memberikan alasan mengapa mereka mengontrol serta ada usaha untuk mengakomodasi keperluan tiap individu
e. Koalisi. Keluarga yang baik dan sehat bersedia berbagi kekuasaan sesuai posisi di perusahaan
f. Kesiapan untuk menghadapi perubahan.
Perubahan disini dapat berarti kehilangan anggota keluarga terdekat. Dukungan selalu siap diberikan jika salah satu anggota keluarga terkena musibah.

Edgar Schein menulis tentang tiga tingkat/level culture dalam perusahaan (11) :
Artifacs _____________________________ struktur organisasi

Espoused beliefs and Values _______________Strategi, tujuan perusahaan,
Philosophy perusahaan

Underlying assumptions_________________ Unconscious,taken for granted
belief,thought,feeling



Gambar diatas dapat mewakili apa yang dimiliki perusahaan, apa yang tidak .Tata kelola biasanya harus mematuhi semua yang diatur dalam standar operasi perusahaan, serta garis wewenang pada struktur organisasi (tingkat artifact). Namun banyak dari kita belum menyadari hal-hal yang terlihat pada level artifacts belum tentu didukung asumsi dasar/underlying assumptions (yang tidak terlihat dan dianggap hal biasa, taken for granted).
Hal-hal yang tidak terlihat ini seringkali menjadi batu sandungan dalam operasi perusahaan.contoh
Suatu keluarga terdiri dari tiga bersaudara pemilik restauran dengan 4 cabang menghadapi masalah. Selama 15 tahun berjalan, tidak pernah ketiga bersaudara ini menyalahi aturan atau wewenang . Suatu saat, satu dari tiga bersaudara ini mengundang pesta rekan-rekannya di salah satu restaurant namun tidak membayar, dengan alas an “sekali-kali boleh dong yang punya tidak bayar”. Sang manajer bingung karena disatu sisi “tidak enak hati” di sisi lain tanggung jawabnya sebagai manajer menuntut dia harus tetap menagih. Aturan main para pemilik selama 15 tahun tiba-tiba dihadapkan pada hal yang tidak ada sanksinya sementara saudara lain juga tidak enak menegur .
Contoh 2
Suami istri pemilik toko swalayan menghadapi masalah karena putri tunggalnya dan menantunya bercerai. Padahal , menantunya yang handal diharapkan akan meneruskan bisnis mereka sementara putrinya mengultimatum “pilih dia atau anak sendiri?..”

Dua contoh diatas merupakan suatu guncangan pada level terbawah budaya menurut Schein. Pada contoh pertama ada perasaan antar saudara kandung yang berubah : tidak enak, kesal tetapi bingung mengatasinya. Dua saudara lain merasa hal tersebut dapat menjadi contoh buruk bagi pegawai lainnya.
Pada contoh kedua persepsi keharmonisan, kebersamaan yang didambakan suami istri pemilik perusahaan buyar, ditambah mereka harus mengambil keputusan sulit .

Dalam literatur barat, Keluarga yang “sehat” banyak yang telah memiliki lembaga tersendiri yang secara periodik mengadakan pertemuan serta memiliki penasehat keluarga . Corporate Governance yang mereka patuhi didasari Family Statement sebagai peraturan permainan dalam menjalankan kehidupan berkeluarga
Penyebutan Family Statement pada perusahaan beragam antara lain(12):
- Family constitution
- Family strategic plan
- Family vision
- Family mission
- Family code of conduct
- Family protocol
- Family principles
- Family values
- Family policies
- Family culture
- Family creed
- Family objectives
- Family programmes
- Code of understanding
- Family charter
Berbagai istilah diatas digunakan untuk mengakomodasi family statement. Satu perusahaan menyebut family credo, sementara diperusahaan lain disebut family code of conduct, sementara Family’s value perusahaan A merupakan Family ‘s charter diperusahaan X . Apapun penyebutannya, semua mengarah pada governance atau tata kelola dalam menjalankan bisnis dengan baik.

____________
(1) Kejatuhan Enron mendorong Amerika mengeluarkan UU Sarbanes-Oxley2002;Sementara Inggris menyusun Higgs Report dan Smith 2003 (JillSolomon dan Aris Solomon (2004).Corporate Governanceand Accountability.WestSussex,England:JohnWiley and Sons .hal11)
(2)Forum for Corporate Governance in Indonesia(FCGI)1999, hal 2.
(3)The Indonesian Institute for Corporate Governance(IICG)2000, hal 5
(4)Solomon and Solomon.op.cit hal14
(5)Ivan Lansberg1999.Succeeding Generation.Boston:HarvardBusinessSchoolPress,hal280
(6)Ibid
(7)Fred Neubauer and Alden Lank (1998).The FamilyBusiness.London:MacMillan,hal60
(8)FCGI hal 2
(9)IICG hal 5
(10)Lansberg.op.cit hal279-280
(11)Edgar Schein. Organisational Cultures and Leadership.San Fransisco:JosseyBass
(12)Neubauer and Lank,op.cit.hal89


Ananda Sekarbumi http://www.bisnis-keluarga.blogspot.com

No comments: