Thursday 10 February 2005

Pendahuluan

Sampai saat ini tidak banyak perusahaan ( besar) di Indonesia yang bangga menyebut perusahaannya adalah bisnis keluarga karena ada stigma negatif terhadap istilah tersebut. Bisnis keluarga biasanya berskala kecil, sering dianggap tidak professional, pembukuannya model ‘warung’ dan tidak berumur panjang. Bukan berarti pandangan itu salah seratus persen, namun kita juga harus mengakui keberadaan perusahaan keluarga di Indonesia yang berskala menengah, besar, dalam kondisi sehat dan professional di bidangnya.
Di Indonesia penggolongan usaha adalah usaha kecil, menengah dan besar (UU no 1/1995). Tak ada sebutan termasuk bisnis keluarga atau tidak. Masalah yang sering diangkat ke permukaan adalah bagaimana meningkatkan atau mengatasi permasalahan pada UKM-usaha kecil dan menengah. Kita tidak bisa menutup persoalan bahwa didalam usaha skala besar dan UKM ada yang saham dan manajemennya terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga. Data statistik juga tidak secara khusus menyebutkan berapa kontribusi bisnis (keluarga ) kepada perekonomian nasional, padahal tidak kecil peran para pelaku bisnis keluarga ini.
Indonesia belum memiliki wadah khusus untuk bisnis keluarga meskipun sudah beberapa kali diadakan seminar tingkat nasional maupun internasional a.l oleh PPM 1997 mengenai suksesi, JCG 2004 mengenai Strategi maupun Suksesi. Program atau pusat pembelajaran bisnis keluarga juga tidak ada di universitas-universitas di Indonesia.Sebagian besar universitas menyertakan bisnis keluarga pada konsentrasi kewirausahaan atau manajemen.
Amerika telah membentuk organisasi internasional yang menaungi berbagai hal yang terkait dengan pemberdayaan bisnis keluarga yaitu FFI (Family Firm Institute,Boston ) didirikan tahun 1986 menyelenggarakan antara lain , program pendidikan, seminar berkala, kelompok belajar, hingga sertifikasi untuk konsultan bisnis keluarga :CFBA Certificate in family business advising .
Eropa memiliki FBN Family Business Network sejak 1990 di Lausanne beranggotakan para pemilik perusahaan dan keluarganya, Asia (Timur) sejak 1996 memiliki forum pertemuan tahunan di Hongkong untuk para pemilik dan penerus perusahaan.
Literatur bisnis keluarga di Indonesia lebih banyak menceritakan perjalanan suatu bisnis sejak didirikan berikut kesuksesan dan jatuh bangunnya atau biographi dari pendiri. Melihat kesenjangan ‘gambaran utuh’ bisnis keluarga dalam bahasa Indonesia, penulis berusaha mengisi kekosongan tersebut.
Tulisan-tulisan berikut ini memaparkan beberapa teori dan hal menyangkut bisnis keluarga secara umum dan bagaimana tata kelola yang sebaiknya dijalankan . Maksudnya adalah untuk berbagi dan belajar bersama sehingga akan semakin banyak dari kita yang dapat meningkatkan peran bisnis keluarga di Indonesia.


oleh Ananda Sekarbumi
http://www.bisnis-keluarga.blogspot.com

No comments: